A. KHALAYAK / KOMUNIKAN KOMUNIKASI POLITIK

bvcf

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kegiatan politik saat ini merupakan sebuah hal umum yang menjadi makanan sehari-hari masyarakat luas atau dalam kata lain disebut dengan publik. Melihat semakin menggeliatnya hal-hal yang berhubungan dengan politik, maka semakin diperlukannya pemahaman tentang politik dan bagaimana komunikasi politik itu sebenarnya. Merujuk pada pemahaman Harold D. Laswell, jika komunikasi terdiri dari unsur-unsur seperti komunikator, pesan, saluran/media, komunikan dan efek. Maka dalam komunikasi politik pun melibatkan unsur-unsur tersebut sebagai kajian utamanya.

Sebagai seorang masyarakat dari suatu pemerintahan, maka kita pastilah terlibat dalam sebuah kegiatan politik. Baik itu kita berperan sebagai komunikator komunikasi politik ataukah sebagai komunikan/khalayak komunikasi politik.

Mungkin dalam dalam makalah ini kami ingin membahas lebih dalam mengenai peran masyarakat sebagai khalayak komunikasi politik, karena pasti mayoritas dari kita berperan sebagai khalayak dari sebuah kegiatan komunikasi politik. Untuk membangun negara kita menjadi negara yang lebih baik maka kita harus menjadi khalayak komunikasi yang baik pula. Oleh sebab itu, pengetahuan dan pemahaman tentang khalayak komunikasi politik haruslah menjadi sebuah poin penting yang diharapkan bisa menjadikan masyarakat kita sebagai khalayak komunikasi politik yang pintar dalam melakoni kegiatan-kegiatan politiknya.

  1. Rumusan Masalah
  2. Siapa itu Komunikan politik?
  3. Apa saja Faktor-Faktor Pribadi yang Mempengaruhi Persepsi dan Respon Khalayak?
  4. Tujuan Penulisan
  5. Mengenal khalayak komunikasi politik
  6. Mengetahui Faktor-Faktor Pribadi yang Mempengaruhi Persepsi dan Respon Khalayak

BAB II

PEMBAHASAN

A. KHALAYAK / KOMUNIKAN KOMUNIKASI POLITIK

Khalayak yang dimaksudkan di sini sebenarnya adalah komunikan, yaitu pihak yang menjadi tujuan disampaikannya pesan-pesan politik (receiver, audience). Namun seringkali dalam perspektif para ahli komunikasi yang menekuni kajian komunikasi politik, komunikan lebih sering ditekankan pada masyarakat umum atau publik. Yang perlu diperhatikan, sebenarnya dalam sebuah proses komunikasi komunikator dan komunikan dapat bertukar peran satu sama lain, tergantung pada situasi komunikasi yang berlangsung.

Khalayak komunikasi politik yang ideal haruslah memiliki kepedulian dan perhatian untuk mengikuti perkembangan politik yang terjadi. Artinya, selain khalayak memiliki motivasi untuk mengikuti berbagai informasi politik, khalayak juga harus mendapatkan akses informasi yang bebas, mudah, dan teratur, baik melalui saluran media massa maupun saluran antar pribadi. Dari sini diharapkan pada akhirnya khalayak dapat membuat keputusan yang rasional berdasarkan informasi yang diterimanya (partisipasi politik / perilaku politik yang rasional).

Menurut Almond dan Verba, kemauan masyarakat untuk mengikuti perkembangan politik merupakan tingkat keterlibatan yang minimal. Dalam gagasannya mengenai budaya politik, hal itu merupakan cerminan dari komponen kognitif dari orientasi politik warga negara. Lebih jauh orientasi tersebut mestinya juga mengarah pada komponen afektif dan komponen evaluatif.

Davison membedakan khalayak komunikasi politik ke dalam tiga kategori berdasarkan intensitasnya mengikuti informasi politik dan kepeduliannya terhadap masalah-masalah politik, yaitu:

  1. Publik Umum (general public)
  2. Publik yang Penuh Perhatian (the attentive public)
  3. Elit Opini dan Kebijakan (elite)

Ketiga khalayak komunikasi politik itu bisa digambarkan sebagai sebuah paramida terbalik, dimana jumlah publik umum (general public) sangat banyak dan mendominasi dalam masyarakat. Kemudian diikuti dengan publik berperhatian (the attentive public) yang jumlahnya lebih sedikit, karena hanya terbatas pada orang-orang atau kelompok-kelompok dalam masyarakat yang punya kepedulian terhadap masalah-masalah politik. Terakhir adalah elit opini atau elit pembuat kebijakan (elite) yang jumlahnya sangat sedikit, terbatas pada orang-orang atau kelompok yang masuk dalam lingkaran sistem politik.

Beberapa ahli melihat pentingnya keberadaan publik berperhatian (the attentive public) sebagai penghubung antara publik umum (general public) dengan elit. Almond mengatakan bahwa publik yang berperhatian (the attentive public) merupakan suatu sub kultur yang khusus dimana berbagai kelompok kepentingan berkembang, terutama kelompok kepentingan dengan masalah-masalah kebijakan umum. Khalayak yang memiliki perhatian terhadap perkembangan politik yang berlangsung sangat diperlukan bagi terciptanya sistem politik yang sehat. Ini berarti, khalayak tersebut memiliki akses informasi yang teratur baik melalui saluran antar pribadi maupun saluran media massa.

Sedangkan Dan Nimmo berpendapat bahwa publik yang berperhatian (the attentive public) memiliki peran yang penting dalam proses opini, didasarkan pada:

  1. Publik atentif berperan sebagai saluran komunikasi antar pribadi dalam arus pesan yang timbal baik antara pemimpin politik dengan publik umum atau sebaliknya. Publik attentif merupakan khalayak kunci (key audience) baik bagi komunikator massa maupun komunikator organisasional.
  2. Publik atentif menyertai para pemimpin politik sebagai pembawa (carrier) konsensus politik. Disini public atentif dianggap sebagai orang-orang atau kelompok-kelompok yang pada gilirannya nanti dapat menunjang aplikasi demokrasi dan nilai-nilai demokrasi dalam masyarakat.
  3. Publik atentif membentuk pemilih bayangan (surrogate electorate) dalam periode antara masa pemilihan. Para politisi biasanya mempersepsikan opini di kalangan publik atentif sebagai opini publik secara umum.

B. Faktor-Faktor Pribadi yang Mempengaruhi Persepsi dan Respon Khalayak (opini publick)

1.Keyakinan

keyakinan adalah pernyataan yang kita persepsi sebagai sesuatu yang benar.

 

2. Sikap

Sikap adalah salah satu topik dalam studi perilaku manusi yang paling banyak dikaji secara mendalam. Sikap dapat didefinisikan sebagai ‘kecenderungan untuk bertindak terhadap objek tertentu baik secara positif maupun negatif dengan mendasarkan diri pada keyakinan-keyakinan yang terorganisasi’.

3. Nilai

Secara sederhana, nilai adalah sesuatu yang ideal yang dikehendaki baik secara personal maupun sosial. Nilai membimbing sikap atau perilaku seseorang atau masyarakat kepada sesuatu yang mulia yang diyakini menjadi tujuan akhir tindakan.

4.Kebutuhan

Abraham Maslow berteori bahwa orang mempunyai hierarki kebutuhan untuk bertindak; jika ia memenuhi kebutuhan pada satu tingkat, muncullah tingkat kebutuhan yang lain. Bagi Maslow, hierarki itu terdiri atas lima kebutuhan manusia sebagai berikut.

  1. Fisiologis: makanan, pakaian, perumahan, udara, air, keturunan, dsb.
  2. Keamanan dan keterjaminan: jaminan kesejahteraan, perlindungan terhadap serangan, dsb.
  3. Cinta dan kebersamaan: afeksi, kebersamaan dengan orang lain, dsb.
  4. Penghargaan: merasa diri berharga dan mampu.
  5. Aktualisasi diri: rasa pemenuhan diri, kontrol atas lingkungan dan nasib sendiri, dan kemampuan mencapai sesuatu yang diharapkan.

 

 

 

5. Kepribadian

Faktor terakhir yang memengaruhi perilaku manusia adalah kepribadian. Assael (1998) mengartikan kepribadian sebagai pola perilaku individu yang konsisten dan relatif permanen

BAB III

KESIMPULAN

Khalayak adalah sejumlah orang yang heterogen, mereka menjadi khalayak komunikasi politik segera setelah mereka “mengkristal” menjadi opini publik. Nimmo berpandangan jika opini publik adalah abstraksi dari khalayak komunikasi poliitk (Dan Nimmo, 2010). Khalayak sering diartikan sebagai masyarakat luas atau kadangkala juga disebut sebagai publik.

Publik dibedakan menjadi tiga berkenaan dengan pelapisan khalayak komunikasi politik. Yang pertama publik umum (general public), kedua, publik yang penuh perhatian (the attentive public) dan yang terakhir elit opini dan kebijakan (the leadership public).

 

DAFTAR PUSTAKA

Nimmo, Dan. 2010. Komunikasi Politik: Khalayak dan Efek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

http://seberkascatatanfitri.blogspot.com/2013/09/v-behaviorurldefaultvmlo.html

 

 

 

 

 

 

 

 

Penulis:

lalkukanlah yang terbaik dan berusaha menjadi orang yang bisa bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain

Tinggalkan komentar